Rumput Pakchong. Sisipkan: SATRIO AJI. (KH / EDI PADMO)
Wonosari, (KH), - Ternak di Gunungkidul utama dan banyak yang dikultur oleh petani adalah peternakan sapi dan kambing. Hampir biasa kita temukan dalam masyarakat petani, di samping atau di belakang rumah mereka ada sapi atau kambing. Meskipun skala pertanian masih skala kecil, itu bukan pertanian skala besar.
Di alam semesta kehidupan para petani di Gunungkidul hewan peliharaan ini disebut kaya Raja. Peran dan fungsi hewan peliharaan ini sangat vital, termasuk celengan atau tabungan yang jika orang-orang petani memiliki niat, misalnya menikahi anak-anak, biaya sekolah, atau membeli tanah, petani akan menjual sapi mereka.
Peran kedua adalah dalam hal pemanfaatan kekuatan hewan. Sebelum diganti oleh traktor mesin, kekuatan hewan sapi adalah andalan untuk pemrosesan tanah atau lahan pertanian dengan dibajak, sawah atau lading. Manfaat selanjutnya dari kotoran dari ternak. Daging sapi atau kambing yang baik menjadi pupuk andalan yang akan mendukung produk pertanian petani.
Dengan peran yang sangat vital sebagaimana disebutkan, tidak mengherankan jika hewan peliharaan bagi petani memiliki posisi khusus, bahkan jumlah hewan yang memiliki petani sampai sekarang masih dapat digunakan sebagai tolok ukur tingkat kekayaan atau status sosial. Semakin banyak sapi, maka seseorang akan dianggap kaya dan terhormat.
Baca Jugamgid.
Yang menderita diabetes segera dibaca, sebelum dihapus
Glukoaktif.
Bagaimana cara mengembalikan penglihatan 100% tanpa operasi?
Eyelab.
BERITA BAIK INDONESIA! Diabetes mudah diobati dengan melakukan ini
Glukoaktif.
Yang memiliki diabetes segera dibaca sebelum melepas
Glukoaktif.
Mempertahankan ternak atau kambing tidak dapat dipisahkan dari tuntutan untuk menyediakan pakan hijauan ternak. Jenis rumput Kalanjana telah lama dan sangat umum dibudidayakan oleh petani. Baru-baru ini jenis rumput hybrid baru muncul, yaitu jenis rumput ODOT. Kalanjana dan Odot Ini adalah andalan petani untuk menyediakan pakan ternak hijau, selain jagung Tebon, tentu saja.
Kebutuhan dasar pakan hijau ternak ini juga disampaikan oleh Satrio Aji (36), pendiri dan manajer Bumi Kayangan Farm, yang terletak di Hamlet Gondang, Kalurahan Duwet, Kapanewon Wonosari. "Dalam bisnis ternak, faktor pakan adalah faktor penentu," katanya membuka obrolan dengan KH suatu sore baru-baru ini.
"Awalnya aku menanam rumput Odot, tahun lalu aku menanam Rumput Hybrid Pakchong Napier," katanya. Pria yang akrab di Sapa Aji dipilih sebagai nominasi petani milenial yang mewakili Kapanewon Wonosari.Bumi Kayangan Farm sendiri ia didirikan pada 2017. Untuk saat ini masih fokus pada peternakan domba dan broiler. Madani Farm jual bibit pakchong jogja"Ada beberapa hak istimewa dari rumput hibrida Pakchong ini, termasuk tidak berbunga, tidak berbulu (Ngglugut), produktivitas tinggi (Genjah), kandungan gizi protein dapat mencapai 17 persen dari tes laboratorium, dan tinggi dapat mencapai 4 meter," Aji menjelaskan panjang lebar.
Pada awal 2019, AJI menghabiskan lebih banyak modal 2 juta untuk membeli biji rumput Pakchong dalam bentuk stek batang dari PT di Bandung Jawa Barat. Sekarang AJI memiliki 4 lokasi khusus untuk budidaya rumput Pakchong, "Awalnya saya benar-benar memproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan pakan hewan saya sendiri, tetapi ternyata banyak petani lain tertarik, sekarang saya punya perintah untuk mengirim 10.000 batang stek ke Jogja per minggu, "lanjut AJI,
Menurut AJI, hak istimewa dari jenis rumput Pakchong ini memang jauh lebih baik daripada tipe Kalajana dan ODOT. Salah satunya adalah dalam hal produktivitas. Jika dalam perhitungan, Kalanjana atau ODOT memiliki kapasitas produksi 350 ton per hektar per tahun, sementara Pakchong dapat mencapai 1500 ton per hektar per tahun.