BlackBerry yang dahulu bernama Research in Motion memang kesulitan menghadapi persaingan di industri smartphone di negara-negara berkembang yang banyak dijumpai ponsel smartphones dengan harga terjangkau. Walaupun banyaknya dijumpai ponsel smartphones dengan harga yang terjangkau produsen Smartphones asal Kanada ini tidak ingin ikut-ikutan membuat Smatphones dengan versi yang terjangkau.
Misalnya saja di India,
Blackberry harus melawan banyaknya ponsel-ponsel lokal yang hanya dijual 50-60 USD, sementara
Blackberry Z10 dijual seharga 800 USD.
Menurut Thorsten Heins Chief Executive Officer Blackberry "Blackberry tidak akan masuk ke pasar ponsel 50-60 USD, karena itu bukanlah Blackberry".
Blackberry sendiri sekarang ini sedang menggantungkan harapan yang besar di negara-negara berkembang seperti di India dan Indonesia untuk mempromosikan dan menjual produk-produk terbarunya, Karena di pasar Eropa dan Amerika pangsa pasar Blackberry terus menyusut, terakhir penyusutan pangsa pasarnya mencapai angka 47%.
Namun dengan kehadiran Blackberry Z10 diharapkan keadaan ini dapat berubah, karena Blackberry yakin dengan kehadiran Blackberry Z10 yang belum lama ini diluncurkan diklaim laris manis di pasaran walaupun harganya cenderung tinggi.